SIKLUS AKUNTANSI
Siklus Akuntansi (accounting cycle) adalah rangkaian kegiatan akuntansi
yang terjadi berulang pada setiap periode akuntansi. Siklus akuntansi dalam
setiap jenis perusahaan pada dasarnya sama, yaitu terdiri atas : kegiatan
pencatatan transaksi kedalam jurnal (rekording), penggolongan transaksi dalam
buku besar (clasification) pengikhtisaran transaksi yang terjadi dalam suatu
periode dan pelaporan (reporting).
1). Siklus Pendapatan
Kejadian kejadian yang berhubungan dengan pendistribusian barang danjasa
ke entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran-pembayaran yang berkaitan.
Siklus pendapatan perusahaan ataupun badan usaha lain terdiri dari hasil
Penjualan dan Penerimaan Kas. Aktivitas bisnis yang berulang dan operasi
pemrosesan informasi terkait dengan penyediaan barang dan jasa kepada konsumen
serta pengumpulan kas atas pembayaran dari penjualan tersebut.
2). Siklus Pengeluaran
Kejadian kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari
entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban yang berkaitan. Siklus Pengeluaran
adalah aktivitas bisnis yang berulang dan operasi pemrosesan data yang terkait
dengan pembelian dan pembayaran barang dan jasa.
Tujuan utama siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan biaya total untuk pembelian dan pemeliharaan persediaan, pasokan, dan berbagai jasa yang diperlukan untuk menjalankan organisasi
3). Siklus Produksi
Tujuan utama siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan biaya total untuk pembelian dan pemeliharaan persediaan, pasokan, dan berbagai jasa yang diperlukan untuk menjalankan organisasi
3). Siklus Produksi
Kejadian kejadian yang berhubungan dengan pengubahan barang dan jasa.
Siklus Produksi adalah aktivitas bisnis yang berulang dan operasi pemrosesan
data terkait dengan pabrikasi suatu produk.
4). Siklus
Penggajian dan Manajemen Sumber Daya Manusia
Siklus SDM/Penggajian adalah aktivitas bisnis yang berulang dan operasi
pemrosesan data yang terkait dengan manajemen yang efektif atas tenaga kerja
dan ini memusatkan perhatian pada sistem penggajian
SIKLUS PENDAPATAN
Siklus
pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi
terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para
pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut.
Terdapat empat aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan :
1. Pesanan Penjualan :
• Mengambil pesanan dari pelanggan.
• Memeriksa dan menyetujui kredit pelanggan.
• Memeriksa ketersediaan persediaan.
2. Pengiriman Barang
Aktivitas dasar kedua dalam siklus pendapatan adalah memenuhi pesanan pelanggan dan mengirimkan barang dagangan yang diinginkan tersebut, proses ini terdiri dari dua tahap :
• Mengambil dan mengepak pesanan.
• Mengirim pesanan tersebut.
3. Penagihan dan Piutang Usaha
Aktivitas dasar ketiga dalam siklus pendapatan, melibatkan :
• Penagihan ke para pelanggan.
• Memelihara data piutang usaha.
4. Penagihan Kas
• Menangani kiriman uang pelanggan.
• Menyimpannya ke bank.
Kebutuhan Informasi Siklus Pendapatan
SIA juga harus menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengevaluasi kinerja proses yang penting berikut ini :
• Waktu respons terhadap pertanyaan pelanggan
• Waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi dan mengirim pesanan
• Persentase penjualan yang membutuhkan pemesanan ulang
• Tingkat dan tren kepuasan pelanggan
• Analisis pangsa pasar dan tren penjualan
• Analisis profitabilitas berdasarkan produk, pelanggan, dan area penjualan
• Volume penjualan dalam dolar dan jumlah pelanggan
• Keefektifan iklan dan promosi
• Kinerja staf penjualan
• Pengeluaran piutang ragu-ragu dan kebijakan kredit
1. Pesanan Penjualan :
• Mengambil pesanan dari pelanggan.
• Memeriksa dan menyetujui kredit pelanggan.
• Memeriksa ketersediaan persediaan.
2. Pengiriman Barang
Aktivitas dasar kedua dalam siklus pendapatan adalah memenuhi pesanan pelanggan dan mengirimkan barang dagangan yang diinginkan tersebut, proses ini terdiri dari dua tahap :
• Mengambil dan mengepak pesanan.
• Mengirim pesanan tersebut.
3. Penagihan dan Piutang Usaha
Aktivitas dasar ketiga dalam siklus pendapatan, melibatkan :
• Penagihan ke para pelanggan.
• Memelihara data piutang usaha.
4. Penagihan Kas
• Menangani kiriman uang pelanggan.
• Menyimpannya ke bank.
Kebutuhan Informasi Siklus Pendapatan
SIA juga harus menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengevaluasi kinerja proses yang penting berikut ini :
• Waktu respons terhadap pertanyaan pelanggan
• Waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi dan mengirim pesanan
• Persentase penjualan yang membutuhkan pemesanan ulang
• Tingkat dan tren kepuasan pelanggan
• Analisis pangsa pasar dan tren penjualan
• Analisis profitabilitas berdasarkan produk, pelanggan, dan area penjualan
• Volume penjualan dalam dolar dan jumlah pelanggan
• Keefektifan iklan dan promosi
• Kinerja staf penjualan
• Pengeluaran piutang ragu-ragu dan kebijakan kredit
Siklus Pengeluaran
Pengertian
Siklus Pengeluaran
Siklus
Pengeluaran (Spending cycle atau expenditure cycle) adalah rangkaian
kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan
pembelian serta pembayaran barang dan jasa.
Siklus
pengeluaran melibatkan beberapa aktivitas yang berhubungan dengan pembelian
bahan mentah, persediaan barang-barang dan jasa. Kegiatan ini termasuk
mengidentifikasikandan mendokumentasikan semua pengeluaran uang, menyipakan
order pembelian menerima kiriman barang dan mencatat persediaan.
Tujuan
Siklus Pengeluaran
Tujuan utama dari siklus pengeluaran ini adalah untuk
mempermudah pertukaran kas dengan para pemasok untuk barang dan jasa yang
dibutuhkan dimana tujuan khusus yang terkandung didalamnya meliputi:
1. Memastikan bahwa seluruh barang dan jasa dipesan sesuai keperluan.
2. Menerima seluruh barang yang dipesan dan menverifikasi bahwa barang
tersebut adalah valid dan benar.
3. Menjaga barang tersebut sampai dibutuhkan.
4. Memastikan bahwa faktur yang berhubungan dengan barang dan jasa adalah
valid dan benar.
5. Mencatat dan mengklasifikasikan pengeluaran secara cepat dan tepat.
6. Memposkan kewajiban dan pengeluaran kas ke dalam perkiraan pemasok yang
tepat di dalam buku besar utang usaha.
7. Memastikan bahwa seluruh pengeluara kas berhubungan dengan pengealuran yang
sudah diotorisasi.
8. Menyiapakn seluruh dokumen dan laporan manajerial yang diperlukan yang
berhubungan dengan barang atau jasa yang diperoleh.
Fungsi
Siklus Pengeluaran
Fungsi dari
Siklus Pengeluaran itu sendiri terdiri dari:
1. Mengetahui
kebutuhan akan barang tersebut.
2. Menempatkan
Pesanan, Menerima dan menyimpan barang.
3. Memastikan
validitas kewajiban pembayaraan.
4. Menyiapkan
pengeluaran kas.
5. Mengelola
utang usaha.
6. Memposkan
transaksi ke dalam buku besar umum.
7. Menyiapkan
laporan keuangan dan laporan manajemen yang diperlukan.
Sistem Pembelian
Bagian yang terkait dalam sistem ini meliputi:
1. Bagian pembelian, yang berfungsi melakukan pemesanan dari penjual dan meng
input nya ke komputer.
2. Bagian hutang, yang bertanggung jawab untuk memelihara catatan berbagai
pembelian barang ke pemasok, sehingga dapat diketahui jumlah hutang kepada
masing-masing pemasok dan juga riwayat layanan pemasok.
3. Bagian gudang, yang bertugas menerima kiriman barang yang dipesan dan dan
membuat laporan kepada bagian pembelian bahwa barang sudah diterima, sehingga
siap menerima tagihan.
4. Bagian hutang, yang bertugas menerima faktur penjualan atau tagihan dari
pemasok.
5. Bagian keuangan atau kasir bertanggung jawab untuk membayar hutang kepada
pemasok sesuai dengan masa potongan sehingga perusahaan dapat memperoleh
potongan tunai dan menyelenggarakan pencatatan atas pembayaran.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pemebelian ini terdiri atas:
1. Permintaan Barang (Material requisition atau Purchase requisition)
Dokumen awal dalam siklus pengeluaran yang mengotorisasi penempatan pesanan
barang atau jasa.
2. Penawaran Barang (Qutation)
Dokumen yang digunakan dalam prosedur persaingan tawar-menawar, menunjukkan
barang dan jasa yang dibutuhkan dan harga pesaingnya, syarat, dan lain
sebagainya.
3. Pemesanan Barang (Purchase Order)
Dokumen ini mencantumkan dekripsi, kualitas dan kuantitas atau informasi
lain atas barang atau jasa yang hendak dibeli.
4. Bukti Penerimaan Barang (Delivery Receipt)
Dokumen yang menunjukkan tanggal barang diterima, nomor purchase order,
kode dan nama barang, banyaknya barang yang diterima dan identitas.
5. Faktur Penjualan (Invoice)
Dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang yang dijual, harga
termasuk ongkos angkut, asuransi, syarat pembayaran, dan data lain yang
relevan.
Prosedur transaksi pembelian mencangkup:
o Bagian gudang mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian
o Bagian pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok.
o Bagian pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok dan
melakukan pemilihan pemasok.
o Bagian pembelian membuat order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
o Bagian penerimaan memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh pemasok.
o Bagian penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang
untuk disimpan.
o Bagian penerimaan melaporkan penerimaan barang kepada bagian akuntansi.
o Bagian akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar faktur
dari pemasok tersebut, bagian akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari
transaksi pembelian.
Sistem Pengeluaran Kas
Sistem pengeluaran kas memproses pembayaran kewajiban
yang dihasilkan oleh sistem pembelian. Tujuan utama dari sistem ini adalah
untuk memastikan bahwa kreditor yang sah menerima jumlah jumlah terutang yang
benar ketika kewajiban jatuh tempo. Jika sistem tersebut melakukan pembayaran
lebih awal. Perusahaan melewatkan penghasilan bunga yang dapat dihasiklkan dari
dana tersebut. Namun demikian jika kewajiban dibayar telat perusahaan akan
kehilangan diskon pembelian atau dapat mengacaukan kredibilitasnya sendiri.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas ini adalah:
1. Bukti kas keluar
Tanda bukti
bahwa perusahaan telah mengeluarkan uanh tunai, seperti pembelian dengan
tunai atau pembayaran gaji, pembayaran hutang atau pengeluaran-pengeluaran
lainnya.
2. Cek
Salah satu
sarana yang digunakan untuk menarik atau mengambil uang direkening giro.
3. Permintaan
cek
Sistem
Manual Pengeluaran Kas:
1. Bagian
utang usaha
Proses
pengeluaran kas dimulai dalam bagian utang usaha. Staf administrasi bagian
utang usaha meninjau file voucher utang terbuka atau utang usaha untuk melihat
berbagai dokumen yang jatuh tempo dan mengirim voucher serta dokumen
pendukungnya (permintaan, pembelian, pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan
faktur) ke bagian pengeluaran kas.
2. Bagian
pengeluaran kas
Staf
administrasi bagian pengeluaran kas menerima paket voucher dan meninjau
berbagai dokumen untuk melihat kelengkapan dan akurasi administratifnya. Untuk
tiap pengeluaran, staf administrasi tersebut membuat cek tiga salinan dan
mencatat nomor cek, jumlah uangnya, nomor voucher, serta data lain yang terkait
dalam daftar cek yang juga disebut jurnal pengeluaran kas.
3. Bagian buku
besar
Staf
administrasi bagian buku besar menerima voucher jurnal pengeluaran kas dan
ikhtisar akun dari bagian utang usaha. Angka dalam voucher menunjukkan
pengurangan total dalam kewajiban perusahaan dan akun kas sebagai akibat dari
pembayaran ke pemasok. staf administrasi bagian buku besar mencatat ke akun
pengendali utang usahadan akun kas dalam buku besar serta merekonsiliasi akun
pengendali utang usaha dengan iktisar buku pembantu utang usaha. Pekerjaan ini
mengakhiri prosedur pengeluaran kas.
Tugas Per
divisi:
- Departemen
Persediaan
1. Mengecek
persediaan
2. Mencatat
persediaan yang rusak
3. Membuat
daftar persediaan barang rusak dan mengumpulkan barang yang rusak.
4. Menyerahkan
ke bagian manajer persediaan
- Manajer
Persediaan:
1. Melakukan
pengecekkan
2. Departemen
Pembelian
3. Membuat
surat retur dan menyerahkan ke supplier Supplier
4. Menyiapkan
barang retur / uang pengganti barang retur
5. Menyiapkan
bukti pengembalian retur
- Bagian
penerimaan:
1. Mengecek
barang retur
2. Mencatat
penerimaan barang retur
3. Membuat
laporan penerimaan retur dan menyerahkan barang ke bagian persediaan
- Bagian
persediaan
1. Melakukan
pengecekan kembali
2. Manajer
Persediaan
3. Membuat
catatan penerimaan barang retur
4. Menyerahkan laporan ke bagian akuntansi
- Bagian
Akuntansi
1. Membuat laporan penerimaan barang retur
- Pimpinan
1. Memeriksa
dan megesahkan laporan penerimaan barang retur
Retur
Pembelian
Bila barang
dagangan atau barang lain yang sudah dibeli kemudian dikembalikan lagi atau
penyesuaian harga sedang diusahakan. Biasanya pembeli akan mengadakan hubungan
dengan penjuala secara tertulis. Keterangan mengenai hal itu dapat dinyatakan
melalui surat atau dapat juga digunakan Memo Debit atau Nota Debit.
Debitur
mungkin menggunakan tembusan dari Memo Debit tersebut sebagai dasar untuk
pencatatan, atau menunggu jawaban dari kreditu yang biasanya akan berbentuk
Memo Kredit atau Nota Kredit
Prosedur
retur pembelian suatu perusahaan:
-Vendor mengirim
barang yang telah di order oleh perusahaan ke bagian
penerimaan barang disertai nota pembelian yang akan dicatat oleh bagian
akuntansi persediaan.
-Oleh
bagian penerimaan barang, barang tersebut dicek apakah sesuai dengan pesanan.
Karena tidak sesuai, bagian penerimaan barang membuat Surat Permohonan Retur
Pembelian (SPRP). SPRP diberikan ke bagian akuntansi persediaan, sedangkan
barangnya diberikan ke bagian gudang.
-Di bagian
akuntansi persediaan, SPRP dan Nota Pembelian digabungkan untuk membuat Memo
Debit yang digunakan sebagai dasar pencatatan barang yang akan di retur.
-1 Memo
Debit diberikan ke bagian gudang, bersama dengan barang lalu bagian gudang
membuat Catatan Pengeluaran Barang (CPB) yang dibuat arsip oleh bagian gudang.
Dan barang retur dikirim ke vendor bersama dengan Memo Debit.
Catatan
Akuntansi
Catatan
akuntansi yang diselenggarakan oleh perusahaan jika pengolahan data transaksi
dilakukan secara manual (tidak menggunakan alat bantu computer), maka catatan
yang diselenggarakan adalah sebagai berikut:
1. Buku jurnal, yang mencakup:’
a. Register voucher, yaitu buku yang digunakan
untuk mencatat transaksi pembelian secara kredit.
b. Jurnal memorial, yaitu buku yang digunakan
untuk mencatat transaksi pengembalian barang yang dibeli atau perolehan
potongan pembelian.
c. Register kas, yaitu buku yang digunakan untuk
mencatat transaksi pengeluaran kas, baik untuk pembelian tunai maupun pelunasan
utang.
2. Rekening
pembantu piutang dagang, yaitu rekening yang digunakan untuk mencatat piutang
kepada setiap pelanggan.
3. Rekening
buku besar, yaitu:
a. Utang
dagang, yaitu rekening yang digunakan untuk mencatat bertambahnya utang karena
pembelian kredit, dan berkurangnya utang dagang karena pelunasan atau adanya
retur dan potongan pembelian.
b. Kas,
yaitu rekening yang digunakan untuk mencatat berkurangnya kas karena adanya
pembelian tunai atau pelunasan utang dagang.
Aktivitas
Bisnis Dalam Siklus Pengeluaran Berbasis Komputer
1. Prosedur Permintaan Barang
Aktivitas
Bisnis yang pertama kali dilakukan dalam siklus pengeluaran adalah permintaan
barang atau suplais. Keputusan Kunci yang dibuat pada proses ini adalah mengidentifikasi
barang apa yang akan dibeli, kapan dibutuhkan, dan berapa banyak yang akan di
beli. Keputusan ini normalnya dibuat oleh fungsi pengawas persediaan (inventory
control), meskipun informasi tentang kebutuhan barang diperoleh dari departeman
pengguna barang. Permintaan Pembelian kadang-kadang juga di buat oleh siklus
produksi atau dari fungsi penjualan yang menyampaikan informasi tentang back
order.
2. Prosedur Pemesanan Barang
Aktivitas
pokok yang kedua dalam siklus pengeluaran adalah pemesanan suplais dan bahan
baku. Aktivitas pembelian biasanya dilakukan oleh petugas pembelian atau
karyawan pembelian dalam departeman pembelian.
Keputusan
Kunci: Pemilihan Pemasok. Keputusan penting yang dibuat pada tahap ini adalah
pemilihan pemasok dengan mempertimbangkan harga, kualitas, dan kualitas
pengiriman. Komitmen terhadap kualitas dan pengiriman yang dimiliki oleh para
pemasok sangat penting, terutama pada sistem JIT, karena keterlambatan
pengiriman atau dalam pengiriman terdapat produk cacat dapat mengancam seluruh
sistem. Sekali seorang pemasok terpilih untuk memasok sebuah produk,identitas
pemasok tersebut akan menjadi badian dari atau dimasukan ke dalam file induk
persediaan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari proses seleksi pemasok ketika
akan membeli barang yang sama di kemudian hari. Dengan cara ini, maka kinerja
pemasok secara periodic dievaluasi untuk menentukan apakah pemasok tersebut
masih dapat dipertahankan atau tidak. Evaluasi ini tidak hanya melibatkan
masalah harga, namun juga kualitas produk yang dibeli dan kinerja pengiriman
barang. Sistem Informasi Akuntansi yang baik, seharusnya juga dirancang untuk
dapat menangkap dan menelusur informasi ini.
3. Prosedur Penerimaan Barang
Aktivitas
ketiga dalam siklus pengeluaran adalah menerima dan menyimpan barang yang
dipesan. Departeman penerima barang bertanggung jawab untuk menerima barang
yang dikirim oleh pemasok. Selain barang diterima, kemudian dilaporkan ke
manajer bagian gudang, untuk kemudian meneruskannya ke manajer pabrik.
Departemen penyimpanan barang yang bertanggung jawab kepada manajer
bagian gudang, bertanggung jawab untuk menyimpan barang. Informasi tentang
tentang penerimaan barang yang dipesan harus dikomunikasikan ke fungsi
pengawas persediaan,untuk memperbarui catatan persediaan. Tujuan
diselenggarakan prosedur ini adalah: (a) untuk menjamin bahwa semua penerimaan
bahan baku, perlengkapan, dan aktiva lain yang dibeli telah diotorisasi kan (b)
untuk mencatat transaksi penerimaan dalam catatan akuntansi.
4. Prosedur Pencatatan Utang
Aktivitas keempat
dalam siklus pengeluaran adalah proses persetujuan pembayaran faktur pembelian.
Proses ini dilaksanakan oleh departemen hutang dagang yang bertanggung jawab
terhadap direktur keuangan. Tujuan diselenggarakannya subsistem ini adalah
untuk mancatat kewajiban membayar kepada pemasok. Input aplikasi ini adalah
faktur pembelian, catatan penerimaan barang, pesanan pembelian (open purchase
order) dan file rincian pesanan pembelian(purchase order detail files).
Secara
legal, kewajiban untuk membayar ke pemasok mulai timbul saat barang
diterima.meskipun demikian,untuk alasan praktis, sebagian besar perusahaan
mencatat utang setelah diterima dan disetujuinya faktur pembelian. Tujuan
dilakukannya cara ini adalah untuk mengotorisasi dan menentukan apakah faktur
yang diterima layak di bayar.tentunya faktur pembelian dikatakan layak di bayar
jika barang dan jasa yang dipesan benar-benar telah diterima oleh perusahaan.
Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan informasi dari bagian pembelian (berupa
tembusan order pembelian) dan fungsi penerimaan barang (berupa laporan
penerimaan barang. Tembusan order pembelian dari bagian pembelian menegaskan
bahwa barang atau jasa yang tercantum dalam faktur pembelian benar-benar
dipesan. Tembusan laporan penerimaan barang yang diterima dari bagian gudang
menegaskan tentang kuantitas dan kondisi yang diterima.
5. Prosedur Pengeluaran Kas
Aktivitas
terakhir pada siklus pengeluaran adalah pembayaran faktur yang telah
disetujui. Aktivitas ini, disebut dengan aktivitas pengeluaran kas,
dilaksanakan oleh kasir, yang bertanggung jawab kepada manajer keuangan. Tujuan
diselenggarakannya aplikasi ini adalah untuk menjamin bahwa pembayaran kepada
pemasok dilakukan tepat waktu dan dalam jumlah yang benar. Input bagi aplikasi
ini adalah catatan dari file voucher.
Keputusan
kunci dalam prosedur pengeluaran kas adalah menentukan apakah perusahaan akan memanfaatkan
fasilitas potongan yang tersedia atau tidak. Untuk membuat keputusan
ini,dibutuhkan informasi anggaran kas jangka pendek. Dalam anggaran kas
tersebut tergambar taksiran arus kas masuk dan arus kas keluar untuk satu
periode tertentu di masa mendatang (biasanya satu tahun). Informasi yang
tercantum dalam anggaran tersebut berasal dari berbagai sumber. Bagian piutang
dagang memberikan proyeksi penerimaan kas. File utang dagang dan file order
pembelian menunjukan potensi pembayaran kepada para pemasok, yang bermakna
taksiran arus kas keluar di masa mendatang. Fungsi sumber daya manusia
memberikan informasi tentang kebutuhan kas untuk pembayaran gaji karyawan.jika
cukup anggaran kas menunjukan bahwa perusahaan membutuhkan kas dalam jumlah
yang untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran kas,maka fasilitas potongan yang
tersedia harus dimanfaatkan agar dapat diperoleh penghematan pengeluaran kas.
Tujuan,
Ancaman dan Prosedur Pengendalian
Fungsi
kedua dari SIA yang dirancang dengan baik adalah untuk memberikan pengawasan
dan pengendalian yang memadai untuk menjamin bahwa tujuan berikut ini tercapai:
1. Semua
transaksi telah diotorisasi secara tepat
2. Semua
transaksi yang dicatat adalah valid (benar-benar terjadi)
3. Semua
transaksi yang valid dan telah diotorisasi telah dicatat
4. Semua
transasksi telah dicatat secara akurat
5. Semua
aktiva (kas, persediaan, data) dilindungi dari kemungkinan hilang atau dicuri
6. Aktivitas
bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif
Dokumen dan
catatan yang telah diuraikan sebelumnya memainkan peranan penting dalam
pencapaian tujuan pengendalian ini. Dokumen yang sederhana, lengkap dengan
instruksi pengisian yang jelas akan memudahkan pencatatan data transaksi yang
efisien dan akurat. Jika perusahaan menggunakan dokumen elektronik, maka
penggunaan prosedur pengendalian aplikasi yang tepat seperti cek validitas, cek
field, dan sebagainya akan meningkatkan akurasi entry data. Penyediaan ruang
khusus pada dokumen kertas dan dokumen elektronik untuk mencantumkan siapa yang
membuat dan siapa yang mengkaji dokumen tersebut juga merupakan bukti bahwa
sebuah transaksi telah diotorisasi secara tepat.
Selain
kewajiban diatas perlu diperhatikan beberapa ancaman yang terjadi seperti:
o Permintaan
Barang
Tujuan
utama proses permintaan pembelian adalah untuk memelihara pasokan seluruh
kebutuhan bahan baku secara memadai. Dua ancaman yang muncul dalam mencapai
tujuan ini adalah:
1. Kehabisan
barang.
Untuk mengatasi ancaman ini, perusahaan
perlu menetapkan sebuah system pengendalian persediaan yang akurat. Metode
pencatatan persediaan perpectual dapat digunakan untuk menjamin bahwa informasi
tentang tentanf persediaan brang selalu terkini.
2. Pembelian
barang yang tidak diperlukan atau dalam jumlah berlebih.
Perusahaan harus selalu tanggap terhadap
pembelian barang-barang yang kurang penting. Penyelenggaraan system persediaan
perpectual dapat membantu menjamin validitas permintaan pembelian yang dibuat
secara otomatis oleh system pengendalian persediaan.
o Pemesanan
Barang
Berikut
ancaman dan prosedur pengendalian yang dapat diterapkan untuk
menanggulangi ancaman tersebut agar tidak terjadi.
3. Pembelian
barang dengan harga mahal.
Perusahaan berupaya untuk memperoleh harga
yang wajar untuk barang dan bahan baku yang dibelinya. Oleh karena
itu, daftar harga untuk barang-barang yang sering dibeli harus disimpan dalam
computer dan dikonsultasikan setiap kali memesan barang.
4. Pembelian
barang dengan kualitas rendah
Dalam upaya untuk memperoleh barang dengan
harga yang rendah, perusahaan harus hati-hati terhadap kemungkinan terjadinya
pembelian barang dengan kualitas rendah.
5. Pembelian
barang dari pemasok yang tidak sah
Pembelian barang dari pemasok yang tidak
sah dapat menimbulkan berbagai persoalan. Barang yang diperoleh bisa saja
berkualitas rendah atau harga barang terlalu tinggi (mahal).
6. Suap
Suap adalah pemberian uang atau barang dari
pemasok kepada petugas pembelian, dengan maksud untuk mempengaruhi pemilihan
pemasok. Suap ini dapat berakibat diperolehnya barang dengan kualitas rendah
atau dengan harga terlalu tinggi.
Penerimaan
dan Penyimpanan Barang
Berikut
ancaman pengendalian yang berhubungan dengan penerimaan dan penyimpanan barang:
8. Penerimaan
barang yang tidak dipesan
Penerimaan barang kiriman barang yang tidak
dipesan menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan biaya yang berkaitan dengan
penyimpanan dan pengembalian barang ke pemasok.
9. Pencurian
barang
Kehilangan dapat diatasi dengan menerapkan
prosedur-prosedur pengendalian sebagai berikut. Pertama, barang harus disimpan
dalam lokasi aman, dan akses ke lokasi tersebut dibatasi. Kedua, seluruh
transfer barang antar bagian dalam perusahaan harus didokumentasikan.
Persetujuan
Faktur Pembelian
Berikut
ancaman dan prosedur pengendalian untuk mengatasi ancaman tersebut diuraikan
sebagai berikut:
10. Kesalahan
dalam faktur pembelian
Faktur pembelian yang diterima dari pemasok
dapat mengandung berbagai jenis kesalahan, misalnya salah mencatumkan harga
atau salah menjumlah.
11. Pembayaran
barang yang tidak diterima
Cara pengendalian terbaik untuk mengatasi
pembayaran barang yang tidak pernah diterima adalah dengan membandingkan
kuantitas yang tercantum di faktur pembelian dengan kuantitas yang tercantum
dalam tembusan laporan penerimaan barang yang telah ditandatangani oleh
karyawan yang menerima transfer barang dari departemen penerima barang.
12. Kegagalan
memanfaatkan fasilitas potongan
Ancaman ini menyebabkan perusahaan
kehilangan banyak uang. Salah satu cara untuk menanggulangi ancaman ini adalah
pengarsipan yang tepat dan cermat.
13. Pembayaran
faktur yang sama dua kali
Faktur yang sama dapat dibayar lebih dari
sekali kaerna beberapa hal. Kemungkinan pertama, duplikat faktur dikirmkan
setelah cek diposkan. Kemungkinan kedua, faktur pembelian terpisah dari dokumen
lainnya dalam paket voucher.
14. Kesalahan
dalam pencatatan dan posting pembelian dan pembayaran
Kesalahan dalam pencatatan dan posting
pembayaran kepada pemasok akan berakibat kesalahan dalam laporan keuangan dan
laporan kinerja, yang pada gilirannya berakibat buruknya pembuatan keputusan.
Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, maka perusahaan harus menyelenggarakan
pengawasan pemrosesan dan entry data yang memadai dan tepat.
Pembayaran
Barang
Berikut ini
diuraikan berbagai ancaman dan prosedur untuk mengatasi ancaman tersebut.
15. Ketidaktepatan
kas
Kas adalah aktiva yang mudah dicuri, oleh
karena itu, akses terhadap kas dan blanko cek harus dibatasi. Untuk mengatasi
hal ini, maka perlu dilakukan pemisahan fungsi yang memadai.
16. Pencurian
yang berhubungan dengan penggunaan EFT
Penggunaan EFT, baik individu maupun
bersamaan dengan FEDI, membutuhkan tambahan prosedur pengendalian. Untuk itu,
perlu digunakan password dan ID pemakai, dan secara periodic diganti.
Pengendalian
Umum
17. Kehilangan
data
Data penting yang dimiliki oleh perusahaan
harus dilindungi dari kehilangan. Salah satu cara yang dapat dipakai adalah
memasang label internal dan label eksternal guna mengurangi kemungkinan
terhapusnya data penting dan juga untuk menjamin bahwa file induk yang
diperbarui alah file induk versi terbaru.
18. Kinerja
yang buruk
Tujuan pengendalian lain dalam siklus
pengeluaran adalah mendorong efisiensi dan efektifitas kinerja aktifitas
bisnis. Penyusunan dan pengkajian laporan kinerja merupakan cara yang efektif
dalam pencapaian tujuan tersebut.
akbunhi.blogspot.com
Siklus Produksi
Siklus produksi merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari
beberapa aktivitas-aktivitas produksi dalam memproduksi suatu barang seperti
Perancangan Produk,Perencanaan dan Penjadwalan,Operasi Produksi,dan Akuntansi
Biaya. Dalam siklus produksi ini ada tipe dan jumlah barang yang akan
diproduksi serta transaksi dan peristiwa yang terkain dalam proses produksi.
Siklus Produksi ini juga merupakan rangkaian aktivitas bisnis dan operasi
pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan
produk.
2. Aktifitas-aktifitas
dalam siklus produksi
Design Produk
– Mendesain produk yang memenuhi permintaan dalam hal
kualitas, ketahanan, fungsi, dan meminimalkan biaya produksi
– Aktivitas ini menciptakan dua dokumen utama:
• Daftar bahan baku (BOM)
• Daftar operasi (Routing)
Daftar bahan baku(BOM) yang menyebutkan nomor bahan
baku,deskripsi,serta jumlah masing-masing komponen bahan baku yang digunakan
dalam unit produk jadi.
Daftar operas(routing) yang menyebutkan kebutuhan tenaga
kerja dan mesin yang diperlukan untuk memproduksi produk tersebut.daftar
operasi kadang kala disebutkan lembar pergerakan karena menunjukan bagaimana
sebuah produk bergerak disepanjang pabrik,menyebutkan apa yang dilakukan di
setiap langkah dan berapa banyak waktu yang dibutuhkan oleh aktifitas tersebut.
Perencanaan dan penjadwalan
Tujuan langkah ini yaitu menegembangkan rencana produksi
yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi
permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan persediaan barang jadi.
Dua metode perancanan produksi yang umum yaitu
perencanaan sumber daya produksi(manufacturing resource
planning=MRP-II) dan sistem produksi just in time. MRP-II adalah
kelanjutan dari perencanaan sumber daya bahan baku yang mencari keseimbangan
antara kapasitas produksi yang ada dan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi
perkiraan permintaan penjualan. Sistem MPR-II sering disebut push
manufacturing,karena barang diproduksi sebagai ekspektasi atas permintaan
pelanggan.
Sedangkan tujuan just int time adalah
meminimalkan atau meniadakan bahan baku barang dalam proses dan baran jadi. JIT
sering disebut pull manufacturing karena barang diproduksi sebagai permintaan
pelanggan. Secara teoritis sistem JIT hanya berproduksi sebagai tangapan atas
pesanan pelanggan. Dalam prakteknya kebanyakan sistem produksi JIT
mengembangkan rencana produksi jangka pendek.
Dokumen,formulir dan produksi
o
Jadwal induk produksi (MPS)
o
Permintaan bahan baku
o
Kartu perpindahan
Jadwal induk produksi(Master
produksi schedule-MPS)menspesifikasikan seberapa banyak
produk yang akan diproduksi selama periode perencanaan dan kapan produksi
tersebut harus dilakukan. Informasi mengenai pesanan pelanggan,prediksi
penjualan dan tingkat persediaan barang jadi digunakan untuk menetapkan tingkat
produksi.
Permintaan bahan baku mengsahkan pengeluaran jumah bahan baku yang
dibutuhkan dari gudang ke lokasi pabrik,tempat bahan tersebut dibutuhkan.
Dokumen ini berisi no produksi perintah,tanggal pembuatan,dan berdasarkan pada
daftar bahan baku yang dibutuhkan. Perpindahan sekanjutnya dari bahan bakua
disepanjang pabrik akan didokumentasikan dalam kartu perpindahan yang mengidentifikasi bagian-bagian yang
dipindahkan lokasi perpindahannya, serta waktu perpindahan.
Operasi produksi
Langkah ketiga dalam siklus produksi adalah produksi actual
dari produk. Cara aktifitas ini dicapai sangat berbeda dengan di berbagai
perusahan. Perbedaan tersebut berdasarkan jenis produk yang diproduksi dan
tingkat otomatisasi yang digunakan digunakan dalam proses produksi. Hal ini
Berkaitan dengan TI yang dipakai. Penggunakan berbagai bentuk TI dalam proses
produksi,contoh Robot dan mesin yang dikendalikan Oleh Komputer disebut sebagai
Computer integrated manufacturing(CIM). CIM dapat secara signifikan mengurangi
biaya produksi.
Akuntasnsi Biaya
tiga tujuan dasar dari sistem akuntansi biaya itu ?
• Untuk memberikan informasi untuk perencanaan,
pengendalian, dan penilaian kinerja dari operasi produksi
• Memberikan data biaya yang akurat mengenai
produk untuk digunakan dalam menetapkan harga serta keputusan bauran produk.
• Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan
untuk menghitung persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di
laporan keuangan perusahaan.
dua jenis sistem akuntansi biaya itu?
• Harga pokok
pesanan
• Harga pokok
proses
Perhitungan biaya pesanan membebankan biaya ke batch
produksi tertentu, atau pekerjaan tertentu.
Perhitungan biaya proses membebankan biaya ke setiap
proses, dan kemudian menghitung biaya rata-rata untuk semua unit yang
diproduksi.
Pilihan perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau proses
hanya mempengaruhi metode yang digunakan untuk membebankan biaya-biaya tersebut
ke produk, bukan pada metode pengumpulan data.
3. Threats and
Applicable Control Procedures yang dilakukan dalam setiap aktivitas
produksi!
Proses / Aktifitas
|
Ancaman
|
Prosedur Yang Dapat di Terapkan Dalam
|
Desain Produk
|
1. Desain produk yang kurang baik
|
Perbaiki informasi tentang pengaruh desain produk atas
biaya.
Data terinci mengenai biaya jaminan dan produk.
|
Perencanaan dan penjadwalan
|
1. Kelebihan produksi atau kekurangan produksi
2. Investasi yang tidak optimal dalam aktiva tetap
|
Sistem perencanaan produksi yang lebih baik
Tinjau dan setujui perolehan aktiva tetap; pengendalian
anggaran
|
Operasi produksi
|
4. Pencurian dan perusakkan persediaan dan aktiva tetap
|
Batasi akses fisik ke persediaan dan aktiva tetap
Dokumentasikan semua perpindahan persediaan sepanjang
proses produksi
Identifikasi semua aktiva tetap
Dokumentasi yang memadai dan tinjau semua transaksi yang
melibatkan pembuangan aktiva tetap
|
Akuntansi Biaya
|
5. Kesalahan
pencatatan dan memasukkan data mengakibatkan data biaya yang tidak akurat.
|
Pengendalian edit entri data; penggunaan pemindai kode
garis jika memungkinkan; rekonsiliasi jumlah yang tercatat dengan perhitungan
fisik secara periodik
|
Ancaman umum
|
6. Hilangnya data
7. Kinerja yang kurang
baik
|
Buat cadangan dan perencanaan pemulihan dari bencana;
batasi akses ke data biaya.
Pelaporan yang lebih baik dan tepat waktu.
|
4. Keterkaitan siklus
produksi dengan siklus lainnya dalam proses bisnis !
Dengan siklus pendapatan,pengeluaran,siklus SDM,dan sistem
buku besar dan pelaporan.
Sistem informasi siklus pendapatan memberikan
informasi(pesanan pelanggan dan prediksi penjualan) yang digunakan untuk
merencanakan produksi serta tingkat persediaan. Sebaliknya sistem
informasi siklus produksi mengirimkan informasi ke siklus pendapatan mengenai
barang jadi yang telah dibuat dan tersedia untuk dijual.informasi mengenai
kebutuhan bahan baku dikirim ke sistem informasi siklus pengeluaran dalam
bentuk formulir permintaan pembelian. Sebagai gantinya sistem informasi siklus
pengeluaran memberikan informasi mengenai perolehan bahan baku dan
informasi pengeluaran lain yang dimasukan kedalam overhead pabrik. Informasi
mengenai tenaga kerja yang dibutuhkan akan dikirim ke siklus sumber daya
manusia,yang selanjutnya akan memberikan data mengenai biaya dan ketersediaan
tenaga kerja. Terakhir mengenai informasi mengenai harga pokok penjualan akan
dikirim ke sistem informasi buku besar dan pelaporan.
SIKLUS PENGGAJIAN DAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Departemen penggajian bertanggung jawab untuk perhitungan sesungguhnya
dan menyiapkan penggajian. Beberapa karakteristik lain sebagai berikut :
- Penggunaan rekening gajian imprest secara terpisah untuk slip gaji
yang memudahkan rekonsialisasi.
- Rekonsialisasi independen dari laporan bank untuk rekening
penggajian.
- Penggunaan master pembayaran independen.
Siklus Penggajian
Proses penggajian sangat kompleks. Proses penggajian ditentukan oleh
hokum dengan sanksi hukuman penjara untuk kelalaian yang disengaja dalam
megelola pencatatan yang memadai. Tanggung jawab analisis system untuk selalu
menjaga agar tetap sesuai dengan hukum.
Persyaratan Pemrosesan Penggajian
Banyak file yang harus dikelola dalam system penggajian. Informasi
dasar karyawan, seperti nama, alamat, besar gaji, dan potongan - potongan perlu
untuk menyiapkan gaji. File yang diperlukan dalam laporan pemerintah, table
pajak, pension, perencanaan tunjangan kesehatan, dan perencanaan merupakan
contoh informasi yang diperlukan untuk mendukung prosedur penggajian.
1. Aktivitas Siklus Penggajian
o Perbarui File Induk Penggajian
o Perbarui Tarif dan Pemotongan pajak
o Validasi Data Waktu dan Kehadiran
o Mempersiapkan Penggajian
o Membayar Gaji
o Hitung Kompensasi dan Pajak yang Dibayar Perusahaan
o Keluarkan Pajak Penghasilan dan Potonagn Lain-Lain
Perbarui File Induk Penggajian (Aktivitas 1)
• Aktivitas pertama dalam siklus manajemen sumber daya manusia /
penggajian melibatkan pembaruan file induk penggajian untuk mencerminkan
berbagai jenis perubahan penggajian seperti: mempekerjakan orang baru,
pemberhentian, perubahan tingkat gaji, atau perubahan dalam pengurangan
diskresi.
• Merupakan hal yang penting untuk diperhatikan bahwa semua perubahan
penggajian dimaksudkan tepat pada waktunya dan secara tepat ditampilkan dalam
periode pembayaran berikutnya.
· Perbarui Tarif dan Pemotongan pajak (Aktivitas 2)
• Aktivitas kedua dalam siklus manajemen sumber daya manusia /
penggajian adalah memperbarui informasi mengenai tarif dan pemotongan pajak
lainnya.
• Perubahan tersebut terjadi ketika bagian penggajian menerima pembaruan mengenai perubahan dalam tarif pajak dan pemotongan gaji lainnya dari berbagai unit pemerintah dan perusahaan asuransi.
• Perubahan tersebut terjadi ketika bagian penggajian menerima pembaruan mengenai perubahan dalam tarif pajak dan pemotongan gaji lainnya dari berbagai unit pemerintah dan perusahaan asuransi.
· Validasi Data Waktu dan Kehadiran (Aktivitas 3)
• Aktivitas ketiga dalam siklus penggajian adalah memvalidasi data
waktu dan kehadiran pegawai.
• Informasi ini datang dalam berbagai bentuk, bergantung pada status pembayaran pegawai.
• Informasi ini datang dalam berbagai bentuk, bergantung pada status pembayaran pegawai.
· Mempersiapkan Penggajian (Aktivitas 4)
• Aktivitas keempat dalam siklus penggajian adalah mempersiapkan
penggajian.
• Data mengenai jam kerja diberikan dari departemen tempat pegawai
bekerja.
• Informasi tingkat gaji didapat dari file induk penggajian.
• Orang yang bertanggunjawab membuat cek pembayaran tidak dapat membuat
rekord baru ke file ini.
· Membayar Gaji (Aktivitas 5)
• Aktivitas kelima adalah pembayaran yang sesungguhnya atas cek gaji ke
pegawai.
• Sebagian besar pegawai dibayar dengan menggunakan cek atau dengan penyimpanan langsung gaji bersih ke rekening bank pribadi mereka.
• Sebagian besar pegawai dibayar dengan menggunakan cek atau dengan penyimpanan langsung gaji bersih ke rekening bank pribadi mereka.
Hitung Kompensasi dan Pajak yang Dibayar Perusahaan
(Aktivitas 6)
• Perusahaan membayar beberapa pajak penghasilan dan kompensasi pegawai
secara langsung
• Hukum federal dan negara bagian juga mensyaratkan perusahaan untuk memberikan kontribusi dalam persentase tertentu ke setiap gaji kotor pegawai, hhingga ke batas maksimum tahunan, untuk dana asuransi kompensasi pengangguran federal dan negara bagian.
• Perusahaan sering kali memberikan kontribusi atau menanggung keseluruhan pembayaran premi asuransi kesehatan, cacat, dan jiwa untuk para pegawai.
• Hukum federal dan negara bagian juga mensyaratkan perusahaan untuk memberikan kontribusi dalam persentase tertentu ke setiap gaji kotor pegawai, hhingga ke batas maksimum tahunan, untuk dana asuransi kompensasi pengangguran federal dan negara bagian.
• Perusahaan sering kali memberikan kontribusi atau menanggung keseluruhan pembayaran premi asuransi kesehatan, cacat, dan jiwa untuk para pegawai.
Keluarkan Pajak Penghasilan dan Potonagn Lain-Lain
(Aktivitas 7)
• Aktivitas terakhir dalam proses penggajian membayar kewajiban pajak
penghasilan dan potongan sukarela lainnya dari setiap pegawai.
• Organisasi harus secara periodik membuat cek atau menggunakan transfer dana secara elektronis untuk membayar berbagai kewajiban pajak yang terjadi.
• Organisasi harus secara periodik membuat cek atau menggunakan transfer dana secara elektronis untuk membayar berbagai kewajiban pajak yang terjadi.
· Hitung Kompensasi dan Pajak yang Dibayar Perusahaan
• Perusahaan membayar beberapa pajak penghasilan dan kompensasi pegawai
secara langsung
• Hukum federal dan negara bagian juga mensyaratkan perusahaan untuk memberikan kontribusi dalam persentase tertentu ke setiap gaji kotor pegawai, hingga ke batas maksimum tahunan, untuk dana asuransi kompensasi pengangguran federal dan negara bagian.
• Perusahaan sering kali memberikan kontribusi atau menanggung keseluruhan pembayaran premi asuransi kesehatan, cacat, dan jiwa untuk para pegawai.
• Banyak perusahaan juga menawarkan pada para pegawai mereka rencana kompensasi fleksibel.
• Banyak perusahaan menawarkan dan memberikan kontribusi atas pilihan rencana tabungan hari tua.
• Hukum federal dan negara bagian juga mensyaratkan perusahaan untuk memberikan kontribusi dalam persentase tertentu ke setiap gaji kotor pegawai, hingga ke batas maksimum tahunan, untuk dana asuransi kompensasi pengangguran federal dan negara bagian.
• Perusahaan sering kali memberikan kontribusi atau menanggung keseluruhan pembayaran premi asuransi kesehatan, cacat, dan jiwa untuk para pegawai.
• Banyak perusahaan juga menawarkan pada para pegawai mereka rencana kompensasi fleksibel.
• Banyak perusahaan menawarkan dan memberikan kontribusi atas pilihan rencana tabungan hari tua.
· Keluarkan Pajak Penghasilan dan Potongan Lain-Lain
• Aktivitas terakhir dalam proses penggajian membayar kewajiban pajak penghasilan dan potongan sukarela lainnya dari setiap pegawai.
• Organisasi harus secara periodik membuat cek atau menggunakan transfer dana secara elektronis untuk membayar berbagai kewajiban pajak yang terjadi.
• Lembaga pemerintah terkait menspesifikasikan waktu untuk pembayaran ini.
• Dana yang secara sukarela dikurangi dari cek gaji pegawai untuk berbagai kompensasi, seperti rencana tabungan gaji, harus dibayarkan ke organisasi terkait.
• Aktivitas terakhir dalam proses penggajian membayar kewajiban pajak penghasilan dan potongan sukarela lainnya dari setiap pegawai.
• Organisasi harus secara periodik membuat cek atau menggunakan transfer dana secara elektronis untuk membayar berbagai kewajiban pajak yang terjadi.
• Lembaga pemerintah terkait menspesifikasikan waktu untuk pembayaran ini.
• Dana yang secara sukarela dikurangi dari cek gaji pegawai untuk berbagai kompensasi, seperti rencana tabungan gaji, harus dibayarkan ke organisasi terkait.
2. Tujuan Pengendalian, Ancaman,
dan Prosedur
• Fungsi utama kedua dari SIA dalam manajemen SDM / penggajian adalah menyediakan pengendalian internal yang memadai agar dapat memastikan terpenuhinya tujuan-tujuan berikut ini :
1. Semua transaksi penggajian diotorisasi dengan benar.
2. Semua transaksi penggajian yang dicatat valid.
3. Semua transaksi penggajian yang valid dan diotorisasi dicatat
4. Semua transaksi penggajian dicatat secara akurat.
• Fungsi utama kedua dari SIA dalam manajemen SDM / penggajian adalah menyediakan pengendalian internal yang memadai agar dapat memastikan terpenuhinya tujuan-tujuan berikut ini :
1. Semua transaksi penggajian diotorisasi dengan benar.
2. Semua transaksi penggajian yang dicatat valid.
3. Semua transaksi penggajian yang valid dan diotorisasi dicatat
4. Semua transaksi penggajian dicatat secara akurat.
5. Peraturan pemerintah terkait yang berhubungan dengan pengiriman
pajak dan pengisian laporan penggajian serta MSDM telah dipenuhi.
6. Aset (baik kas dan data) dijaga dari kehilangan atau pencurian.
7. Aktivitas siklus manajemen SDM / penggajian dilakukan secara efisien dan efektif.
7. Aktivitas siklus manajemen SDM / penggajian dilakukan secara efisien dan efektif.
ancaman-ancamannya
1.Mempekerjakanpegawai yang tidak berkualifikasi atau berkelakuan buruk
2.Pelanggaran hukum
ketenagakerjaan
3.Perubahan file induk penggajian tanpa otorisasi
4.Data waktu yang tidak akurat
5.Pemrosesan penggajian yang tidak akurat
6.Pencurian atau distribusi cek gaji tipuan
7.Kehilangan atau pengungkapan data tanpa otorisasi
8.Kinerja yang kurang baik
prosedur pengendalian
· Prosedur mempekerjakan yang baik, termasuk verifikasikeahlian pelamar kerja,
referensi dan riwayat pekerjaan
· Dokumentasi lengkap atas prosedur untuk mempekerjakan
· Pemindahan tugas
· Total batch danpengendalian
aplikasi lainnya
· Setoran langsung
· Distribusi cek gaji dilakukan oleh seseorangyang independen dari proses penggajian
· Penyelidikan cek gaji yg tidak diklaim
· Pengunaan rekening giro terpisah untuk penggajian
· Pengendalian akses
· Prosedurpembuatan cadangan
· Enkripsi data
Kebutuhan Informasi dan Prosedur
• Fungsi ketiga SIA adalah memberikan informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan.
• Sistem penggajian harus didesain untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan data biaya dengan jenis informasi lainnya agar memungkinkan pihak manajemen membuat jenis keputusan berikut ini :
1 Kebutuhan pegawai di masa mendatang
2 Kinerja pegawai
3 Moral pegawai
4 Efisiensi dan efektivitas pemrosesan penggajian
• Beberapa informasi biasanya diberikan oleh sistem penggajian.
• Informasi lainnya, seperti data tentang keahlian pegawai, biasanya diberikan oleh sistem manajemen SDM.
• Informasi lainnya, seperti data mengenai moral pegawai, biasanya tidak dikumpulkan baik oleh sistem manajemen SDM / penggajian.
• Sistem penggajian harus didesain untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan data biaya dengan jenis informasi lainnya agar memungkinkan pihak manajemen membuat jenis keputusan berikut ini :
1 Kebutuhan pegawai di masa mendatang
2 Kinerja pegawai
3 Moral pegawai
4 Efisiensi dan efektivitas pemrosesan penggajian
• Beberapa informasi biasanya diberikan oleh sistem penggajian.
• Informasi lainnya, seperti data tentang keahlian pegawai, biasanya diberikan oleh sistem manajemen SDM.
• Informasi lainnya, seperti data mengenai moral pegawai, biasanya tidak dikumpulkan baik oleh sistem manajemen SDM / penggajian.
Referensi :
Dosen Bpk. Sakeus tarigan, SE,MMSI
priyohanweersyah.blogspot.com
syaldraforever.blogspot.com
akbunhi.blogspot.com
tkristyana.mhs.uksw.edu
ini pake buku apa ya mbak?
BalasHapus